1. Keluarga: Tempat Pertama
Menumbuhkan Keadilan
Keluarga adalah madrasah
pertama bagi setiap manusia.
Di sinilah anak-anak belajar arti keadilan, tanggung jawab, dan kasih sayang.
Allah berfirman dalam Surah
Ar-Rum ayat 21:
“Dan di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
di antaramu rasa kasih dan sayang.”
Ayat ini menunjukkan bahwa pondasi
keluarga adalah kasih sayang dan ketenangan, bukan kekuasaan satu pihak
atas pihak lain.
Maka, keadilan dalam keluarga bukan tentang siapa yang “lebih tinggi”, tetapi
bagaimana setiap peran dijalankan dengan saling menghormati.
2. Peran Bukan Kompetisi, tapi
Kolaborasi
Islam tidak pernah menempatkan
laki-laki dan perempuan dalam kompetisi, melainkan dalam kerjasama
yang adil.
- Laki-laki memiliki tanggung jawab utama
sebagai qawwam (pelindung, penanggung jawab).
“Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum perempuan.” (QS. An-Nisa: 34)
Maknanya bukan untuk menindas, tetapi menanggung amanah dalam memberi
nafkah, melindungi, dan menuntun keluarganya dengan kasih.
- Perempuan berperan besar sebagai pendidik
generasi, pengatur rumah tangga, sekaligus mitra dalam keputusan
keluarga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perempuan adalah pemimpin di
rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Jadi, dua-duanya pemimpin
dalam wilayah tanggung jawab masing-masing.
Keadilan muncul ketika keduanya menjalankan peran sesuai kemampuan, bukan
berdasarkan superioritas.
3. Contoh Penerapan Keadilan
dalam Keluarga
|
Situasi |
Kesetaraan |
Keadilan |
|
Pembagian
pekerjaan rumah |
Suami
dan istri saling membantu, tidak membeda-bedakan |
Jika
istri bekerja, suami ikut berbagi tugas rumah tangga |
|
Pengambilan keputusan |
Suami dan istri berdiskusi bersama |
Suami mempertimbangkan pendapat istri sebelum memutuskan |
|
Nafkah
dan kebutuhan anak |
Semua
anak mendapat kasih sayang yang sama |
Anak
yang memiliki kebutuhan khusus diberi perhatian lebih |
|
Waktu dan perhatian |
Suami-istri saling menghargai waktu satu sama lain |
Salah satu memberi lebih ketika yang lain sedang dalam kesulitan |
Dengan cara itu, keluarga tidak
hanya setara dalam hak, tetapi juga adil dalam hasil dan kebahagiaan.
4. Contoh dari Kehidupan Rasulullah ﷺ
Rasulullah adalah teladan
keadilan dalam rumah tangga.
Beliau membantu pekerjaan rumah, menjahit pakaiannya sendiri, bahkan memanggil
istrinya dengan panggilan lembut.
Aisyah r.a. berkata:
“Rasulullah membantu keluarganya di rumah, dan apabila tiba waktu salat, beliau
keluar untuk salat.” (HR. Bukhari)
Beliau tidak pernah memandang
perempuan lebih rendah, tetapi menempatkan mereka sebagai mitra kehidupan.
Inilah bentuk keadilan dan kesetaraan yang sejati saling melengkapi, bukan saling menguasai.
5. Hikmah dan Penutup
Saudara-saudara yang dirahmati
Allah,
Keadilan dalam keluarga bukan berarti semua harus sama,
tetapi setiap anggota mendapatkan hak dan tanggung jawab sesuai porsinya.
Kesetaraan bukan menghapus peran,
melainkan memastikan setiap peran dihargai dan dijalankan dengan saling
menghormati.
“Suami dan istri bukan dua
pihak yang bersaing, tetapi dua sayap yang harus seimbang agar keluarga bisa
terbang menuju ridha Allah.”
Kesimpulan
Singkat
- Laki-laki dan perempuan setara dalam derajat,
berbeda dalam tanggung jawab.
- Keadilan berarti menghargai peran dan kebutuhan
masing-masing.
- Kesetaraan berarti saling mendukung tanpa
diskriminasi.
- Keluarga yang adil dan setara melahirkan
generasi yang berakhlak dan berempati.